Minggu, 15 Oktober 2017

Love

So, hari ini aku akan menulis sebuah topik yang menurutku sangat related dengan kehidupan orang-orang seusiaku. Hal yang bisa dibilang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan disegala usia. And what im talking is Love. 
Cinta...
Cinta itu banyak definisinya dan bisa ditujukan pada siapa saja. Love is limitless and unidentified. Jika kau bertanya apa itu cinta pada 100 orang berbeda, maka kau akan mendapatkan 100 jawaban yang berbeda pula. Karena setiap orang memiliki definisinya masing-masing, dan itu tidak salah. Sebab seperti layaknya dunia, cinta selalu berubah, tidak ada tolak ukur pasti tentang apa itu cinta. 

Cinta itu relatif..
Cinta itu menjaga..
Love is waiting...
Love is blind..
Dan banyak lagi. Tidak terukur, tidak tersampaikan, kupikir itulah definisi cinta. Tapi, sekarang aku akan beralih ke fase yang lebih pas untuk fase yang kujajaki sekarang. Jatuh cinta..

"Jatuh cinta diumur 20an, rasanya seperti jungkir balik. Aku banyak belajar dari orang-orang terdekat, bahwasanya cinta diumur kepala dua bukan sekedar mencari yang "setipe" aku banget. Kadang keinginan punya pasangan yang idaman saja tidak cukup kalau dia tidak bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri, apalagi dengan diri kita. 
Jatuh cinta, tetapi tidak ada respon dari pihak sebelah juga merepotkan. Sudah lari-lari mendekat, dan tiba-tiba menjauh tanpa alasan saja kepikirannya sampai berhari-hari.
Jatuh cinta diumur sekarang bukan lagi buat main-main, bukan lagi sekedar nunjukin "ini pacar gw loh". Yang paling penting, siapkan hati, siapkan diri untuk seseorang yang "nanti" memang layak buat diri kita masing-masing."
Aku menemukan tulisan itu dan berpikir bahwa inilah salah satu alasanku bertahan sendirian. 

Jika ditanya, apa tidak kesepian? Tentu saja, merasa kesepian itu manusiawi. Seperti wanita lain pada umumnya, rasa ingin diperhatikan, ingin dijaga kadang sangat sulit ditahan. Bahkan sekarang, aku sedang dalam tahap menyukai seseorang. Tapi, setelahnya aku berpikir "apa aku sudah benar-benar siap?" aku sama sekali tak berbekal untuk memulai sebuah hubungan. Dan lagi, aku masih berantakan, mengurus diriku saja belum becus, aku merasa belum pantas berada dalam sebuah hubungan. Karena itulah, aku masih ingin merapihkan diriku, aku masih ingin memantaskan diriku, untuk siapa? Tentu saja untuk orang yang "nanti" akan menuntunku untuk menjadi lebih baik lagi, yang menerimaku apa adanya. Tapi itu nanti, sekarang aku yakin "dia" pun masih "berguru" pada Tuhan untuk memantaskan dirinya bersanding denganku nanti. Seperti yang tertulis dalam Surah An-Nur ayat 26, yang kurang lebih isinya "Perempuan cerdas adalah untuk lelaki yang cerdas pula". 

Hidup masih panjang, diusia ini kita baru akan memulai perjalanan hidup. So, relax. Eksplorlah sebanyak mungkin tentang dunia. Jika sekarang banyak pasangan yang pergi berlibur, mendaki, dan lain sebagainya and you found yourself envy with them. Dont be. Bersabarlah, tingkatkan kualitas dirimu, maka nanti kau tidak hanya akan pergi "dolan" dengan partnermu. Tapi berusahalah agar nanti kalian bisa pergi ke luar negeri, mengunjungi setiap tempat yang kau imipikan sewaktu kecil, melakukan hal-hal yang sudah kau rencanakan sebelumnya, dan bukan sekedar dengan "pacar" tapi dengan suamimu, yang sudah sah secara agama maupun hukum. Tapi ingat, itu nanti saat diri kita sudah rapi, sudah pantas, dan sudah siap. Dan lihatlah dia akan datang diujung penantianmu, dan dengan bekal yang sudah didapatnya dari hidup dan dari Tuhan.

So, in the end of the day if you feel like youre lonely or down. Remember, diluar sana ada yang sedang berusaha memantaskan diri untuk bersanding denganmu. You are worthy, always keep that in mind. See you ...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar